Kisah Tragis di Panti Asuhan Magetan: Santri Perempuan Diduga Dianiaya

Kasus penganiayaan di salah satu panti asuhan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, baru-baru ini menghebohkan masyarakat. Seorang santri perempuan yang masih di bawah umur diduga mengalami penganiayaan oleh anak pengasuh panti asuhan tersebut. Kasatreskrim Polres Magetan, AKP Angga Perdana Brahmada, mengungkapkan bahwa kakak korban melaporkan kasus ini ke polisi pada Hari Rabu, 28 Agustus lalu. Kakak korban mengaku adiknya mengalami penganiayaan yang cukup serius, termasuk dipukul menggunakan selang dan rambutnya dipotong.

Menurut Angga Perdana Brahmada, kakak korban yang melaporkan kejadian ini menyebutkan bahwa adiknya mengalami kekerasan fisik dari anak pengasuh panti asuhan di Magetan. “Yang melaporkan kakak kandung di mana korban diduga dianiaya oleh anak dari pengasuh salah satu panti asuhan di Magetan,” ujar Angga saat ditemui di Polres Magetan.

Dari keterangan yang diperoleh, penganiayaan tersebut sudah berlangsung sejak Desember 2023. “Perbuatannya sudah terjadi sejak Desember akhir atau awal Januari, antara itu karena korban agak lupa,” imbuh Angga. Akibat dari kekerasan tersebut, korban kini mengalami trauma yang sangat mendalam, termasuk ketakutan berlebihan. Untuk memastikan kondisi mental korban, Polres Magetan memanggil psikolog dari Surabaya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai keadaan kejiwaannya.

Polres Magetan sudah meminta keterangan dari korban serta empat rekannya yang mengetahui kejadian tersebut. Meskipun pihak kepolisian telah meminta keterangan dari terduga pelaku, hingga kini belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. “Kami masih mendalami kasus tersebut, nanti ketika alat bukti terpenuhi kami gelarkan untuk menaikkan statusnya,” ucap Angga.

Untuk menghindari kejadian serupa di masa depan, 40 anak penghuni panti asuhan yang terlibat saat ini telah dipindahkan ke panti asuhan lainnya. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan anak-anak tersebut dan mencegah terulangnya kekerasan.

Polres Magetan masih terus mendalami dugaan penganiayaan ini karena ada kemungkinan korban lainnya. “Ada saksi yang saat itu barengan mengalami itu (penganiayaan), kami masih pendalaman terkait korban lainnya,” jelas Angga. Proses investigasi masih berlangsung, dan pihak kepolisian berkomitmen untuk memastikan bahwa semua aspek kasus ini ditangani dengan serius.

Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan dan pengawasan di panti asuhan untuk mencegah kekerasan terhadap anak. Masyarakat dan pihak berwenang diharapkan dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang dan semua anak yang berada dalam perawatan panti asuhan mendapatkan perlindungan yang layak.